Focus Group Discussion (FGD) Perencanaan/Skenario Pembiayaan Infrastruktur Provinsi Riau

Admin Website 16-03-2021 Artikel dan Kegiatan Berita Bidang Infrastruktur & Kewilayahan dibaca : 592 kali

Rapat dibuka oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau, dan dihadiri oleh Direktur Kementerian PPN/BAPPENAS, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Tim, Compact Development Team (CDT) BAPPENAS, Indonesia Country Director Millennium Challenge Corporation (MCC), Direktur Bank Indonesia, PT. Bank Riau Kepri, Kepala Bappeda Provinsi Sumsel, Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Utara, Wakil dari Perguruan Timggi, Perwakilan Perangkat Daerah Provinsi Riau, Ketua Kadin, Assosiasi Pengusaha Provinsi Riau  dan lain-lain.

Rapat ini merupakan Focuss Group Discussion yang membahas Perencanaan/Skenario Pembiayaan Infrastruktur di Provinsi Riau yang nantinya akan dituangkan dalam Proposal Hibah Compact II yang akan disusun oleh Pemerintah Provinsi Riau.

  1. Pembahasan rapat Perencanaan /Skenario Pembiayaan Infrastruktur Provinsi Riau adalah sebagai berikut:
  • Kepala Bappedalitbang Provinsi Riau dalam kata Pembukanya menyampaikan beberapa hal terkait Persiapan yang tengah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Riau dan BAPPENAS terkait Proposal Program Hibah Millenium Challenge Corporation Compact II dimana Provinsi Riau, Sumsel dan Sulawesi Utara merupakan Pilot Project dari Tim MCC untuk mendapatkan Program Hibah tersebut. Kepala Bappedalitbang sangat mengharapkan dengan adanya Pertemuan ini dapat menjawab kebutuhan Infrastruktur di Provinsi Riau terkait Program Hibah/grant yang akan diberikan nantinya.
  • Pemaparan Selanjutnya disampaikan oleh Ketua Tim POKJA MCC Compact II Bappenas, terkait Tahapan persiapan Program Compact II. Program MCC meruapakan program Hibah dari Pemerintah Amerika Serikat yang dikelola oleh lembaga Millennium Chellenge Corporation dengan tujuan utama memeriangi Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi berkelanjutan: dengan dikelola dan dilaksanakan oleh Negara penerima dan melibatkan keterlibatan aktif pihak Pemerintah, Masyarakat, dan Penerima Program tersebut. Program Hibah Compact I (april 2013-Juli 2018) telah dilaksanakan antara lain Program Kemakmuran Hijau, Kesehatan dan Gizi berbasis Masyarakat, Modernisasi Pengadaan Barang dan Jasa. MCC telah memilih Indonesia sebagai penerima untuk program Compact II melalui keputusan pada tanggal 11 Desember 2018 dan ditetapkan dengan Keppres Tanggal 31 Desember 2018, dengan BAPPENAS ditunjuk sebagai Koordinator Pelaksana. Namun MCC memiliki Kriteria Investasi agar proyek yang dikembangkan dapat disetujui seperti jangka waktu pelaksanaan, nilai ekonomis dari proyek yang dilaksanakan, social benefit dan lain sebaginya.
  • Pemaparan disampaikan kembali oleh Kepala BAPPEDALITBANG Provinsi Riau tentang Rencana Pembangunan dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Provinsi Riau. Kendala dan Permasalahan yang dihadapi dalam Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur yang masih kurang optimal bila dikaitkan dengan ketersediaan Anggaran APBD dan Kondisi Geografis yang sebagain besar berupa lahan Gambut serta Luas Wilayah yang memiliki 12 Kab/kota, dengan 5 daerah diantaranya berada diwilayah Pesisir yang sulit dijangkau. Infrastruktur merupakan kebutuhan yang sangat mendasar di Provinsi Riau untuk membuka akses dan keterisolasian yang selaras dengan tujuan dan VISI MISI RPJMD Provinsi Riau.
  • Pemaparan disampaikan oleh Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau terkait Permalahan ekonomi yang dihadapi Provinsi Riau, dimana di masa depan Riau tidak bisa lagi mengandalkan Komoditi Migas yang tingkat produksinya terus menurun dari tahun ketahun, ke depan Provinsi Riau saatnya beralih ke sektor berbasis Perkebunan yang lebih menjanjikan nilai ekonomi tinggi dan juga sektor perdagangan. Terkait dengan Pemilihan Infrastruktur Jalan yang sebaiknya dibiayai sebaiknya Pemerintah Provinsi Riau mengarahkan ke Kawasan dan Project Strategis yaitu Kawasan Industri Tenayan dan Kawasan Industri Tanjung Buton yang sangat prospek dan potensif untuk ditawarkan kepada Investor ditinjau dari sisi lokasi dan pengembangan wilayah serta telah masuk dalam PKSN.